Gelar Kejurnas untuk pertamakalinya itu ia raih setelah di laga final siang tadi, mampu menundukkan rekan satu Pelatnas lainnya, Dinar Dyah Ayustine, dengan kemenangan dua game langsung 21-9 dan 21-18 dalam waktu 38 menit.

“Senang sekali dan berysyukur bisa diberi kesempatan untuk juara Kejurnas untuk pertamakalinya. Kunci kemenangan tadi di game pertama saya bermian lebih banyak menyerang dan membuat lawan susah untuk mengeluarkan permainan terbaiknya,” kata Ruselli usai laga.

“Terus di game kedua pada saat saya sempat memimpin kedudukan 16-10, lawan banyak melakukan perubahan pola permainan yang membuat saya kebingungan. Untungnya pada saat kedudukan 16-16 saya kembali fokus dan akhirnya bisa menyelesaikan pertandingan dengan kemenangan,” tambahnya.

Jadi juara Kejurnas tahun ini, ternyata diakui Ruselli ini merupakan hal yang tak disangka olehnya. Pasalnya, gadis kelahiran Jakarta, 27 December 1997 itu mengaku datang kesini kurang persiapan.

“Hasil ini diluar dugaan saya karena sebelumnya hanya menargetkan untuk lolos ke semifinal saja, karena selain persaingan ketat, saya pun kurang persiapan,” sahutnya.

Ini merupakan gelar ketiga bagi Ruselli di tahun 2017 ini. Sebelumnya ia mampu menjadi kampiun di Singapore International Series, dan di Malaysia International Challenge. Dan Ruselli pun berharap, jika dirinya masih dipercaya untuk menghuni Pelatnas Cipayung pada tahun depan, target terbesarnya yang ingin ia capai adalah menjadi juara di level Grand Prix dan Grand Prix Gold.

“Saya belum tahu tahun depan apakah masih di panggil Pelatnas atau tidak. Tetapi saya berharap masih bisa di Pelatnas, dan target terbesar saya tahun depan semoga bisa menjuarai turnamen berlevel Grand Prix dan Grand Prix Gold,” tutup Ruselli.