Lewat pertarungan yang berlangsung selama 52 menit ini, Misaki/Ayaka memaksa Greysia/Apriyani kesulitan untuk mengembangkan permainan di game pertama. Alhasil, ganda putri Indonesia ini tampil kesulitan dan kerap melaukan kesalahan sendiri yang tentunya memberikan keuntungan bagi Misaki/Ayaka.
“Kita sudah harus siap dari awal, lawannya sudah nggak mudah dari pertandingan pertama. Sebetulnya tadi kita tetap mau main di pola kita, tapi kita kurang konsisten. Di sini bolanya berat, mau smash kayak gimanapun pasti tidak akan mudah menembus lawan. Kita berusaha menyerang supaya kita dapat bola pengembalian yang enak, bukan berarti kita mau angkat bola terus. Kita diserang lawan karena pengembalian kita kurang baik,” jelas Greysia Polii.
Penampilan Greysia/Apriyani mulai membaik pada game kedua. Meski sempat memperpendek jarak perolehan poin, namun pasangan ganda putri Jepang itu kembali memberikan tekanan dan meraih banyak poin sampai akhirnya memenangkan pertandingan ini.
“Makanya kita tidak mau memikirkan ini sampai berlarut-larut, masih ada dua pertandingan penyisihan lagi. Bagaimana caranya harus dapat poin banyak, ini kan sistem round robin, poin kan berharga, tadi kita sudah berusaha untuk dapatkan poin sebanyak mungkin,” tutupnya.
Hal serupa juga diungkapkan Apriyani Rahayu. Apriyani mengaku belum bisa mempertahankan pola permainan dengan cukup baik dari awal sampai akhir pertandingan. “Di game pertama kita belum siap dan seperti kata kak Greys, kita tidak bisa menjaga konsistensi sampai akhir permainan. Sudah coba pakai pola kita,” kata Apriyani.
Meski harus menelan kekalahan pada laga perdananya di BWF World Tour Finals 2018 Guangzhou, Greysia/Apriyani masih memiliki dua pertandingan tersisa di babak penyisihan grup A ganda putri. Selanjutnya, pasangan peringkat empat dunia ini akan menghadapi dua wakil Tiongkok, Chen Qingchen/Jia Yifan dan Li Yinhui/Du Yue.