Sebelumnya pada partai pertama, regu Indonesia tertinggal lebih dulu setelah tunggal pertama regu "Merah Putih" Chico Aura Dwi Wardoyo yang berperingkat 19 dunia menyerah pada pemain berperingkat 64 dunia Jun Hao Leong, 16-21 dan 13-21.
Ganda putra Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri yang turun di partai kedua menyamakan kedudukan menjadi 1-1, seusai mengatasi pasangan muda Malaysia Chun Meng Beh/Boon Zhe Goh 21-12 dan 22-20.
Christian Adinata membuat regu putra bulu tangkis Indonesia berbalik unggul 2-1 atas Malaysia setelah mengalahkan Shun Yang Lee dengan skor 21-17 dan 21-9 dalam pertandingan berdurasi total 32 menit.
Dengan keberhasilan Chico dan kawan-kawan menyumbang medali emas bagi kontingen Indonesia, maka sejak keikutsertaan pada SEA Games 1977, total Indonesia menjuarai nomor beregu putra bulu tangkis sebanyak 18 kali.
Antara melaporkan, sejak 1977 hingga 1987 Indonesia enam kali berturut-turut merajai nomor beregu putra bulu tangkis SEA Games, sebelum dihentikan Malaysia pada SEA Games edisi 1989 dan 1991. Ketika itu Malaysia berjaya berkat masa sokongan Sidek bersaudara.
Selepas masa keemasan keluarga Sidek dari Malaysia, Indonesia kembali mendominasi sebanyak empat edisi SEA Games berturut-rurut dari 1993 hingga 1999. Pada SEA Games 2001 Malaysia kembali berjaya. Pada tahun 2003 medali emas kembali ke kubu Indonesia sebelum direbut kembali Malaysia di SEA Games 2005.
Pada SEA Games edisi 2007 hingga 2019, pasukan "Merah Putih" kembali merajai enam kali berturut-turut. Namun, tahun lalu di SEA Games Hanoi 2021, regu putra Indonesia mengalami prestasi terburuk sepanjang keikutsertaan di SEA Games karena hanya meraih medali perunggu setelah disingkirkan Thailand pada semi final.