Ade Resky Bersinar di Benua Biru

Ade Resky Dwicahyo, pemain asal Indonesia yang membela Azerbaijan.
Ade Resky Dwicahyo, pemain asal Indonesia yang membela Azerbaijan. (Foto: PBSI)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Ade Resky Dwicahyo, pebulutangkis tunggal putra asal Indonesia yang saat ini membela tim bulutangkis Azerbaijan dinilai cukup bersinar di Benua Biru, Eropa. Ya, sepanjang 2019 lalu, pemain kelahiran Kendari, 14 Mei 1998 ini sukses menjejaki enam partai final dan dua di antaranya pulang sebagai kampiun.

Tunggal putra jebolan PB Exist Jakarta ini berhasil menjuarai Egypt International 2019 dan Cameroon International 2019. Sementara pada Benin International 2019, Ghana International Challenge 2019, Kharkiv International 2019 dan Algeria International 2019, Ade harus puas finis di urutan kedua.

Selain hasil tersebut, Ade juga punya kenangan manis saat berlaga di ajang Italian International 2019. Saat itu, ia mampu mencuri kemenangan atas unggulan pertama asal Perancis, Brice Leverdez dengan skor 10-21, 21-11 dan 21-19 di babak 16 besar. Tapi sayangnya, langkah Ade harus terhenti di babak perempat final.

“Itu adalah salah satu momen yang tak terlupakan ketika saya menang 2-1 melawan Brice (Leverdez). Kemenangan seperti itu sangat menginspirasi saya untuk masa depan,” ujar Ade Resky Dwicahyo dikutip dari situs resmi Badminton Europe.

Atas perjalanan manisnya sepanjang 2019 itu, Ade lantas menuturkan bila dirinya bangga bisa mewakili suatu negara dalam kompetisi internasional.

“Seperti yang kalian ketahui, saya berasal dari Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara bulutangkis terkuat di dunia. Saat menerima proposal dari Azerbaijan, saya pikir ini adalah peluang besar untuk bisa mewakili negara dalam kejuaraan dunia dan Olimpiade. Saya telah berhasil mewakili Federasi Bulu Tangkis Azerbaijan dalam kompetisi internasional selama tiga tahun ini. Aktivitas Federasi yang sistematis dan positif adalah salah satu elemen kunci kesuksesan saya pada tahun lalu,” tuturnya.

“Tujuan utama saya untuk kedepannya adalah bermain dengan sukses di kejuaraan Eropa yang akan diadakan di Kyiv dan Olimpiade Tokyo 2021 yang harus tertunda karena wabah virus Corona,” lanjutnya.

Selama masa penguncian di Azerbaijan, Ade mengatakan bila dirinya tetap menjalani program latihan sesuai porsi yang diberikan sang pelatih meski harus dilakukan di rumah.

“Saya mencoba mematuhi aturan karantina, karena semua orang juga melakukannya saat ini. Jika tidak perlu, saya tidak meninggalkan rumah. Untuk menjaga kondisi, saya tetap melakukan latihan harian di rumah, tentunya di bawah instruksi pelatih. Morteza Validarvi, pelatih kepala tim nasional kami tetap berhubungan dengan saya. Saya berharap bahwa umat manusia akan aman dari bencana global ini dan saya akan segera kembali kelapangan pertandingan,” tutupnya.