“Pertandingan memang ketat sekali di game pertama, sampai harus adu setting. Saat itu kita cuma berusaha untuk fokus ke permainan. Kita sudah berapa kali mengalami hal seperti ini dan jadi pelajaran penting juga buat kita, saat sering kalah dalam setting,” ungkap Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira.
Ya, seringnya bertanding hingga adu setting dan beberapa kali harus menelan kekalahan, membuat Wahyu/Ade terkadang merasa sedikit trauma. Namun kali ini, Wahyu/Ade berhasil mengatasi ketegangan itu dan memenangkan pertandingan atas pasangan peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu itu.
Meski menang, Wahyu/Ade mengatakan bila Goh/Tan masih menjadi ganda putra yang tangguh dan tidak mudah untuk dikalahkan. “Waktu adu setting tadi, saya coba flick service, biasanya saya nggak pernah flick service, Ade yang sering. Tapi kalau lagi kritis begini, harus bisa spekulasi dan lebih nekad saja,” katanya.
Sementara itu, Ade Yusuf Santoso memilih untuk lebih fokus ke permainan karena tidak ingin konsentrasinya terganggu dengan tekanan-tekanan yang ada saat adu setting di beberapa pertandingan sebelumnya.
“Trauma pasti ada, sekecil apapun pasti ada, karena sudah beberapa kali kalahnya saat adu setting. Cara mengatasinya dengan bermain nekad saja dan fokus pada pertandingan, mau bagaimana lagi, harus nekad tapi tetap kontrol mainnya,” jelas Ade.
Lolos ke babak dua Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750, Wahyu/Ade akan berhadapan dengan seniornya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. April lalu, saat berlaga di kejuaraan Singapore Open 2019 BWF World Tour Super 500, Wahyu/Ade kalah dengan skor 19-21 dan 15-21 atas The Daddies.