Selama Pandemi, Komunikasi Gregoria dan Orangtuanya Semakin Intens

Gregoria Mariska Tunjung (Indonesia).
Gregoria Mariska Tunjung (Indonesia).
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Setelah hampir dua bulan menjalani karantina tertutup di Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) PBSI, pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung mengaku jika komunikasi dengan orang tuanya semakin intensif. Melalui panggilan video, Gregoria bisa menghabiskan waktu hingga satu jam lebih setiap harinya hanya untuk sekadar berbincang dan memeriksa kondisi kedua orang tuanya di tengah pandemi ini.

“Sekarang jadi sering video call sama Bapak dan Ibu, durasinya bisa sampai sejam lebih, kalau dulu paling sebentar. Sekarang lagi makan, nonton film, semuanya sambil video call-an sama Bapak dan Ibu. Kondisi begini bikin kangen sama orang-orang terdekat,” ungkap Gregoria Mariska Tunjung dikutip dari Badmintonindonesia.org.

Sebagai anak tunggal, tunggal putri kelahiran Wonogiri, 11 Agustus 1999 ini punya kekhawatiran akan keadaan orangtuanya. Gregoria pun tak bosan mengingatkan kedua orangtuanya untuk tetap berada di rumah dan tidak bepergian kemana-mana selama pandemi ini.

“Ada rasa khawatir sama orangtua, mereka kan anaknya cuma satu, saya saja, nggak ada lagi yang jagain, apalagi mereka tinggal di daerah dan jauh dari saya. Jadi sekarang lebih sering komunikasi dan memantau kondisi mereka,” ujarnya.

Meski aktivitasnya terbatas karena harus menjalani karantina tertutup di Pelatnas PBSI, namun Gregoria merasa lebih aman karena bisa membatasi interaksi dengan banyak orang. “Kalau rasa takut pasti ada, namanya wabah. Tapi di Pelatnas ini interaksi kita sama orang luar sedikit sekali, jadi nggak setakut kalau beraktivitas normal, keluar masuk ketemu banyak orang seperti biasa. Kan kita nggak tahu orang itu dari mana saja. Di pelatnas cuma ketemu teman yang mereka nggak boleh kemana-mana juga. Jadi seperti terisolasi,” jelasnya.

Pebulutangkis binaan PB Mutiara Cardinal Bandung ini menceritakan, untuk menyiasati rasa jenuh akibat karantina tertutup dan berkurangnya intensitas latihan di Pelatnas, Gregoria menjalani beberapa aktivitas yang sudah lama ingin dijajalnya seperti memasak dan belajar alat musik.

“Rasa jenuh pasti ada, emosi jadi nggak stabil, jadi gampang emosian, ha ha ha. Sekarang jadi lebih sering ngulik apa saja yang dulu nggak sempet. Misalnya nyoba masak yang gampang kayak churros, roti goreng dan nasi goreng. Pernah bikin cheesecake, tapi gagal, ha ha ha,” tuturnya.

Aktivitas masak memasak belakangan ini sudah tak lagi ia lanjutkan. Gregoria pun beralih belajar alat musik seperti gitar dan piano bersama seniornya, Greysia Polii. “Sudah belajar gitar dan piano sama kak Ge (Greysia), tapi tetap nggak bisa, sepertinya saya memang nggak bakat main alat musik,” tutupnya.