Praveen/Melati Mesti Memanfaatkan Laga Pembuka

Pelatih ganda campuran Indonesia, Nova Widianto (kiri) bersama Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. (Foto: PP PBSI)
Pelatih ganda campuran Indonesia, Nova Widianto (kiri) bersama Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. (Foto: PP PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Ganda campuran nomor satu Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti akan bentrok dengan wakil Australia, Simon Wing Hang Leung/Gronya Sommerville di laga perdana fase penyisihan Grup C Olimpiade Tokyo 2020, besok (24/7). Menghadapi pasangan ranking 57 dunia, Praveen/Melati diharapkan bisa memanfaatkan laga pembuka nanti dengan memetik kemenangan.

“Bertemu pasangan Australia di partai pertama harusnya jadi keuntungan bagi Praveen/Melati. Asal tidak lengah mereka bisa memanfaatkan ini sebagai langkah awal untuk masuk ke suasana pertandingan sebelum bertemu lawan yang sepadan,” kata Pelatih Ganda Campuran Indonesia, Nova Widianto dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

Datang sebagai unggulan keempat di Olimpiade Tokyo 2020, Praveen/Melati juga berada satu grup dengan pasangan Denmark, Mathias Christiansen/Alexandra Boje serta wakil tuan rumah, Yuta Watanabe/Arisa Higashino. Meski perjuangan Praveen/Melati tidak akan berjalan mudah, namun Nova menuturkan bahwa tidak ada strategi khusus yang mereka siapkan untuk menghadapi para lawan di Grup C. Nova hanya fokus pada kesiapan Praveen/Melati di setiap pertandingannya.

“Saya tidak menyiapkan strategi khusus ya, karena semua pasti buta dengan kekuatan lawan. Kondisi seperti sekarang membuat saya lebih menyiapkan ke Praveen/Melati saja. Tidak bisa pertandingan terakhir calon lawan mereka menjadi patokan, pasti beda,” tuturnya.

“Untuk Yuta/Arisa saya juga melihatnya sebagai tuan rumah mungkin hanya menang lamanya mereka berlatih di main hall, jadi sudah tahu kondisi lapangan. Sementara kalau sudah di pertandingan, di kondisi yang tanpa penonton semuanya jadi sama saja. Seperti main di tempat netral. Menguntungkan buat kami juga tidak karena bisa saja dengan tidak ada penonton tekanannya jadi berkurang, Yuta/Arisa jadi bisa main lebih lepas. Itu juga harus diwaspadai,” tambahnya menjelaskan.

Di sisi lain, Nova juga mengatakan bahwa masa persiapan di Tokyo terasa sangat berbeda dengan pemusatan latihan yang mereka jalani di Prefektur Kumamoto, pekan lalu. “Memang tidak seperti di Kumamoto ya, di sini waktunya dibatasi, baik di practice court atau pun di main hall. Jadi kami harus pintar-pintar mengatur program. Sparring juga hanya ada Fajar (Alfian)/(Muhammad) Rian Ardianto, jadi saling bergantian,” ujarnya.

“Tapi semua negara juga mengalami hal yang sama. Jadi tidak ada alasan buat kami untuk tidak memaksimalkan jadwal latihan yang ada. Beruntungnya, sejak hari pertama latihan di main hall, kami tim Indonesia sudah berkesempatan menjajal tiga lapangan pertandingan. Ini bagus untuk adaptasi. Kendala yang signifikan tidak ada, hanya memang agak silau lampunya,” tutupnya.