Memupuk Nasionalisme Olahragawan "Jaman Now"

Verrell Yustin Mulia/Bernadine Anindiya Wardana & Patra Harapan Rindorindo/Titis Maulida Rahma (PB Djarum)
Verrell Yustin Mulia/Bernadine Anindiya Wardana & Patra Harapan Rindorindo/Titis Maulida Rahma (PB Djarum)
Nasional ‐ Created by EL

Jakarta | Tanpa disadari, rasa cinta anak-anak "jaman now" terhadap bangsa dapat bermekaran di gelanggang bulu tangkis. Rasa nasionalime itu tumbuh di Eropa ketika belasan pemain Indonesia yang masih berumur belasan tahun, melawan atlet-atlet dari belahan-belahan bumi lain. Rasa nyeri lantaran cedera bukan soal utama bagi mereka untuk membawa Indonesia ke podium teratas di negeri benua biru.

Di Luksemburg, bertanding dengan telapak kaki kiri yang robek sejak babak pertama mesti dijalani oleh Aura Ihza Aulia, atlet asal Klaten, Jawa Tengah. Jangankan mengejar kok di berbagai sudut lapangan, kedua kakinya sudah sulit diajak kompromi untuk berjalan biasa. Namun, Aura mampu melalui babak demi babak hingga mencapai partai puncak tunggal putri Luxembourg Open 2022 yang berlangsung pada 5-8 Mei.

"Sudah pasti bermainnya terganggu karena cedera, tapi kalau sudah di lapangan harus menampilkan yang terbaik. Apalagi bisa terpilih mewakili Indonesia di turnamen internasional, jadi tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu," Aura, menjelaskan.

Di final, Aura juga bertemu Chiara Marvella Handoyo. Pemain Indonesia, juga asal Jawa Tengah, tepatnya dari Klaten. Dengan kondisi telapak kaki kiri yang sudah semakin parah, Aura tetap bertanding meski pada akhirnya menyerah dua gim langsung 9-21, 9-21 dari rekan satu klubnya itu. Podium satu dan dua tunggal putri turnamen International Series itu, benar-benar dikuasai Chiara dan Aura, dua atlet "jaman now" Indonesia. "Walaupun menargetkan juara tapi harus puas dengan runner-up, karena ini juga gelar internasional perdana untuk saya," kata Aura.

Dua gelar di Luksemburg merupakan lanjutan dari keberhasilan para pebulu tangkis Indonesia di Stockholm Junior 2022, 29 April-1 Mei. Selama tiga hari bertanding di turnamen level junior yang digelar di kota Täby, Swedia, itu. Alhasil, anak-anak Indonesia menguasai turnamen ini. Laga sesama pemain Indonesia tercipta di final tunggal putra antara Muhammad Halim As Sidiq dan Jason Christ Alexander. Empat titel juara dan empat gelar runner-up dibawa pulang ke Tanah Air.

Lawatan ke tiga negara di Eropa ini berakhir di Saint Louis, kota penyelenggara 3 Borders International U19 2022, 13-15 Mei. Bekal pengalaman bertanding serta sejumlah titel juara di Täby dan Luksemburg, menimbulkan rasa percaya diri dan memompa semangat para pemain untuk memenangkan setiap laga. Alhasil, pada hari terakhir turnamen, terpampang sembilan bendera merah putih pada laman Tournament Software. Wakil-wakil Indonesia kembali menguasai turnamen junior Eropa, kali ini di Prancis.

Tuan rumah menempatkan satu ganda putri yang pada akhirnya harus puas dengan posisi runner-up, setelah ditumbangkan unggulan kedelapan Puspa Rosalia Damayanti/Jessica Maya Rismawardani dengan skor identik 21-11, 21-11. Bahkan, Puspa, Jessica, Muh Putra Erwiansyah, dan Marwan Faza, menempati podium satu maupun dua pada sektor ganda saat penyerahan medali.

Aura, Chiara, Jason, Puspa, Jessica, Putra, Marwan, Patra Harapan Rindorindo, Titis Maulida, Bernadine Anindiya Wardana, dan Verrell Yustin Mulia, berangkat dari markas klub PB Djarum di Kudus, Jawa Tengah, ke Eropa untuk mengasah kemampuan dan mental. Kemenangan serta gelar juara yang mereka raih merupakan cerminan dari semangat tinggi untuk terus berprestasi bagi Indonesia.

"Kemenangan para atlet muda PB Djarum di tiga turnamen Eropa ini menjadi bukti bahwa semangat untuk memberikan kejayaan bagi Indonesia khususnya di dunia bulu tangkis selalu membara di dalam dada. Dan kita juga menyadari, lewat olahraga berbagai elemen bangsa dapat bersatu. Untuk itu saya berharap kado kemenangan ini dapat semakin merekatkan persatuan di Tanah Air," kata Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin.

"Yang utama dari mengirimkan atlet berlaga ke Eropa ini ialah agar mereka memiliki mentalitas juara yang kuat, semangat pantang menyerah dan memastikan tidak memiliki jiwa inferior ketika berhadapan dengan lawan yang berpostur besar ataupun berasal dari ras bebeda," Yoppy, menjelaskan.

Sebelas atlet belia ini kembali ke Tanah Air dengan membawa pulang sembilan gelar juara dan tiga belas titel runner-up dari dua turnamen junior serta satu turnamen dewasa. Lawatan ini merupakan bekal yang sangat berharga dalam membentuk mereka menjadi atlet-atlet tangguh yang siap membela nama Indonesia di level yang lebih tinggi.

Anak-anak "jaman now" pun berhasil menggalang asa nasionalisme, tak hanya sekadar dengan kekuatan jari melalui media sosial, tapi langsung di arena bulu tangkis. Sebagaimana dituliskan Monty P. Satiadarma dan Amran Effendi Siregar, melalui buku "Rahasia Ketangguhan Mental Juara Christian Hadinata", "bulu tangkis mempunyai makna besar bagi masyarakat Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga kebanggaan nasional yang memiliki prestasi internasional."