Dengan kekalahan ini, maka Provinsi Jawa Timur mesti kehilangan satu-satunya wakil di sektor tunggal taruna putri divisi satu pada kejuaraan kali ini. “Pastinya sangat kecewa dengan hasil hari ini, harusnya saya bisa ambil kemenangan di babak pertama ini. Karena memang target awal saya bisa masuk ke semifinal. Apalagi ini Kejurnas terakhir saya di nomor taruna,” kata Titifany Ilahi selepas pertandingan kepada Djarumbadminton.com.
Titifany sebetulnya punya peluang untuk menang ketika dirinya berhasil mencuri kemenangan di game kedua. Namun saat memasuki game penentu, permainannya justeru tidak berkembang. Bahkan ia sempat tertinggal 5-16 dari Ivanna.
“Di game pertama dan game ketiga setelah interval, posisi saya kalah angin, jadi memang agak sulit juga feelingnya. Di game ketiga tadi saya betul-betul nggak bisa keluar dari tekanan, padahal sudah berusaha maksimal, tapi mungkin hasilnya harus seperti ini,” tuturnya.
Pebulutangkis tunggal taruna putri asal PB Fifa BC inipun mengakui bila penampilannya kali ini jauh dari kata memuaskan. Sebab menurut Titifany, permainannya tidak bisa keluar pada pertandingan ini. “Pukulan saya masih banyak yang nggak keluar, sedangkan lawan serangannya malah lebih tajam. Mungkin karena postur badannya tinggi, jadi pukulannya lebih tajam,” ungkapnya.
“Sebetulnya di game kedua cara main saya sudah benar. Tapi di game ketiga mainnya salah lagi karena kalah angin. Setelah pindah sisi lapangan, saya bisa mulai enak lagi mainnya, tapi karena ketinggalannya sudah terlalu jauh, jadi sulit sekali untuk mengejar,” lanjutnya menjelaskan.
Meski merasa tidak puas dengan hasil hari ini, namun Titifany menyebut bila penampilannya di sepanjang 2019 sudah cukup baik. “Kalau sepanjang tahun saya rasa sudah lumayan. Tapi sayangnya di turnamen penutup ini hasilnya nggak maksimal, kecewa,” tutupnya.