"Secara umum, saya tentu tidak puas karena tidak ada titel juara yang bisa direbut pemain Indonesia dari turnamen Swiss Terbuka tahun ini. Padahal, tahun lalu masih ada dua gelar yang kita raih," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky, dalam keterangan pers PP PBSI pada Minggu(26/3) siang WIB.
Dua wakil Indonesia tersisih di semifinal Swiss Open 2023 yang berlangsung di St. Jakobshalle, Basel, Swiss, Sabtu (25/3) malam waktu setempat. Tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung kalah tiga gim dari Pornpawee Chochuwong asal Thailand, sementara ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti mundur dari pertandingan ketika Apri mengalami cedera bahu kanan saat berhadapan dengan pasangan Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota.
Rionny berpendapat, Gregoria dan Apri/Fadia sudah tampil maksimal hingga mencapai babak empat besar. Sayang, lanjutna, Apri harus mundur karena cedera bahu, sedangkan Gregoria tidak dapat memanfaatkan kesempatan terbuka untuk lolos ke partai puncak. "Gregoria sebenarnya ada peluang. Sayang di 'poin-poin tua' gim ketiga malah banyak melakukan kesalahan sendiri yang menguntungkan lawan," katanya.
"Seandainya dia bisa lebih fokus dan bisa me-manage pikirannya, hasilnya bisa lain," Rionny, menambahkan.
Pemain berperingkat 13 dunia itu, menurutnya, perlu lebih jeli dalam menguasai permainan dan menekan jumlah kesalahan sendiri. Lagi-lagi, seandainya Gregoria dapat menang dan lolos ke final, Rionny menilai, "kans juara juga bertambah besar."
"Motivasinya pasti juga akan naik. Dan hasil bagus di Swiss ini tentu akan membawa pengaruh yang positif saat dia melanjutkan pertandingan ke Spanyol," kata Rionny.
Seusai Swiss Open, sejumlah pemain Indonesia akan bertolak ke Spanyol guna mengikuti Madrid Spain Masters 2023, 28 Maret-2 April.