"Bersyukur karena makin ke sini rasanya, saya mainnya makin lumayan. Tetapi, tadi ada beberapa evaluasi yang memang harus diperhatikan sekali, seperti stamina," jelas atlet kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah ini, melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Minggu (26/3) pagi WIB.
"Pada gim ketiga kelihatan sekali, meskipun sebenarnya mungkin kita sama-sama lelah, tapi memaksanya saya masih kelihatan kurang. Tadi, lawan beberapa kali memberi pressure tapi sayanya malah seperti tidak bisa lepas dari tekanan lawan," Gregoria, menambahkan.
Lebih lanjut Gregoria menjelaskan, ia dan Pornpawee menerapkan pola permainan yang hampir serupa pada laga semifinal ini. Keduanya kerap bermain reli-reli panjang dan berupaya untuk meminimalkan kesalahan sendiri. "Saat di gim ketiga di poin 17 sama, saya malah jadi lebih hati-hati dibanding lawan," tuturnya.
"Padahal, mungkin sebetulnya lawan juga akan hati-hati. Cuma karena saya terlalu hati-hati, malah membuat kesalahan sendiri di poin-poin krusial," tambah Gregoria.
Pebulu tangkis asal klub Mutiara Cardinal Bandung ini menilai, terbuka peluang untuk lolos ke partai puncak. Namun, banyak hal yang perlu dievaluasi pascapertandingan rubber game di semifinal turnamen BWF World Tour Super 300 ini, terutama masalah mental. "Sebetulnya saya lihat ada jalan di sini untuk lolos ke final yang walaupun itu tidak gampang. Tetapi sebetulnya saya bisa, tapi sangat disayangkan saya tidak bisa memanfaatkan kesempatan itu," ujarnya.
"Mungkin untuk ke depannya, kalau berada di situasi seperti ini yang disiapkan harus banyak, seperti mental. Saya harus melihat bagaimana susahnya sudah sampai di sini. Jadi jangan menyia-nyiakan kesempatan," demikian Gregoria.