"Dengan shuttlecock yang berkarakter relatif cepat, sebenarnya dia harus bisa bermain lebih agresif dan menguasai permainan depan. Dengan strategi ini, pola menyerangnya akan keluar dan ada peluang menang lebih terbuka," kata Harry, seperti dilaporkan Antara.
Dalam babak 32 besar, atlet yang akrab disapa Jojo itu tunduk dua gim langsung dari pebulu tangkis China Shi Yu Qi. Unggulan keenam itu pun menyudahi pertandingan dengan skor 19-21, 12-21.
Setelah pertandingan, Jojo mengaku banyak melakukan kesalahan sendiri yang akhirnya membuatnya tidak tenang dalam mengontrol pukulan.
Harry menyayangkan sikap anak asuhnya yang ragu-ragu. Padahal keputusan yang ragu-ragu pada level pemain seperti Jojo, bisa menjadi kendala yang menyulitkan saat bertemu lawan dengan kemampuan setara. "Padahal di levelnya Jojo, setiap pemain yang ragu sedikit dalam mengambil keputusan itu bakal menyulitkan diri sendiri dan sebaliknya akan sangat menguntungkan lawan," Harry menjelaskan.
Harry menyadari, Jojo sangat kecewa dengan kekalahannya kemarin, oleh sebab itu ia mencoba membesarkan hati atlet yang ia asuh dan menerima kekalahan tersebut.
Sebagai pelatih, Harry berusaha mendorong Jojo agar kembali fokus untuk bersiap ke Indonesia Open pekan depan.
Harry optimistis Jojo bisa tampil lebih baik di Istora Senayan karena punya modal kualitas permainan level atas. Ia pun meminta Jojo untuk segera melupakan kekalahannya di Singapura dan fokus persiapan Indonesia Open. "Apalagi, persiapannya, juga oke. Fisik dan tekniknya sudah siap. Semoga saja hasil buruk ini tidak mengganggu fokus dan penampilan di Indonesia Open nanti," tuturnya.