Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto mengatakan, Mola TV PBSI Home Tournament ini menjadi ajang uji coba atau simulasi penerapan kejuaraan dengan protokol COIVD-19.

“Dari teknis pelaksanaan, masih ada kelemahan-kelemahan, misalnya penggunaan face shield. Ternyata tidak mudah bagi petugas dalam mencermati kondisi lapangan dengan baik. Untuk wasit dan hakim servis juga, karena memang tidak nyaman menggunakan face shield dalam waktu yang cukup lama,” kata Achmad Budiharto dalam siaran pers yang diterima Djarumbadminton.com dari Badmintonindonesia.org.

“Kita akan carikan lagi model face shield yang lebih applicable dan lebih nyaman dipakai,” lanjutnya menambahkan.

Selain itu, penampilan para atlet di Mola TV PBSI Home Tournament ini juga bisa dijadikan sebagai bahan penilaian dan evaluasi para pelatih untuk mengetahui kondisi serta kesiapan atlet baik secara fisik, teknik maupun strategi permainan setelah hampir tiga tiga bulan tanpa kejuaraan dan berkurangnya intensitas latihan.

“Pelatih bisa melihat ada pasangan yang stabil, ada juga yang bagus di awal lalu mulai menurun. Ini bisa jadi masukan untuk pelatih dalam menyiapkan atlet menuju turnamen,” ujarnya.

“Saya ngobrol sama anak-anak (atlet, red), mereka merasakan banyak manfaat dari turnamen ini. Awalnya mereka membayangkan home tournament itu seperti tanding di sela latihan. Mereka merasa surprise dibikin atmosfer yang menarik dan dapat feel seperti di turnamen resmi,” sambungnya.

Mola TV PBSI Home Tournament masih akan bergulir selama empat pekan ke depan. Setelah tim ganda putra, pertarungan selanjutnya akan menampilkan tim ganda campuran yang berlangsung pada 1 hingga 3 Juli 2020. Budiharto juga berharap, ke depannya penayangan Mola TV PBSI Home Tournament dapat lebih mudah diakses para pencinta bulutangkis.

“Untuk penonton bulutangkis, turnamen ini bisa jadi penyegaran walaupun dalam penyiarannya masih sangat terbatas. Mudah-mudahan ke depannya bisa lebih baik, lebih mudah diakses,” tutupnya.