Skuat Indonesia Jajal Impact Arena

Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menjajal Impact Arena, Minggu (10/1). (Foto: PBSI)
Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menjajal Impact Arena, Minggu (10/1). (Foto: PBSI)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Tim bulutangkis Indonesia akhirnya menjajal venue utama Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000, di Impact Arena Bangkok, Minggu (10/1) pagi. Sebanyak 27 atlet Indonesia mulai beradaptasi dengan kondisi lapangan, angin dan shuttlecock. Sesi latihan kali ini juga turut dipimpin Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Maniaky.

“Latihan pertama di arena pertandingan ini kita gunakan sebagai proses adaptasi bagi pemain. Maklum, latihan sebelum-sebelumnya hanya di tempat latihan. Kondisi para pemain juga baik dan latihan bisa jalan dengan baik. Konsentrasi anak anak pun lumayan baik,” kata Rionny Mainaky dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

Dalam sesi kali ini juga, panitia pelaksana tetap menerapkan protokol kesehatan yang super ketat selama berada di Impact Arena. Misalnya, para pemain harus mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker hingga tidak diperbolehkan berinteraksi dengan pemain dari negara lain.

“Pesan panitia jelas, tidak boleh berkeliaran hingga sampai hall dan masuk lapangan. Selesai latihan pun kita harus langsung naik bus balik hotel. Kita juga dilarang berinteraksi dengan tim dari negara lain,” jelasnya.

Pebulutangkis ganda putra nomor dua dunia, Hendra Setiawan menuturkan bahwa kendala utama di Impact Arena adalah kondisi angin. “Seperti di negara lain, selalu kendalanya, paling angin saja sih. Tetapi semuanya tetap masih normal,” ujar Hendra Setiawan.

Hal serupa juga diungkapkan Kepala Pelatih Ganda Putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi. Menurut pelatih berjuluk Coach Naga Api itu, setiap pemain harus bisa beradaptasi dengan setiap lapangan yang ada di Impact Arena ini. Sebab, setiap lapangan memiliki kondisi angin yang berbeda-beda.

“Kami mencoba tempat pertandingan, sekaligus untuk mengetahui arah angin. Mana lapangan yang menang dan yang kalah angin. Ini untuk adaptasi. Karena ada lima pasangan, kalau main dua lawan dua terus, ada pasangan yang tidak main. Jadi variasi dua lawan tiga. Semua pemain bisa mencoba bermain di tempat pertandingan,” tutur Herry.

Sama seperti sebelumnya, pada sesi latihan kali ini tim Indonesia hanya diberikan waktu 75 menit. Meski begitu, seluruh pemain Indonesia terlihat sangat antusias dan bersemangat.