“Pertama-tama saya mengucap syukur, Puji Tuhan bisa main baik hari ini meskipun hasilnya belum seperti yang kita harapkan bersama-sama. Tadi overall saya main lebih baik dibanding waktu lawan Viktor Axelsen. Pertemuan sebelumnya memang lebih seringnya ketat. Saya lihat poinnya dari awal sampai akhir kejar-kejaran terus,” kata Anthony Sinisuka Ginting.
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia peringkat 7 dunia ini sebetulnya berpeluang untuk merebut poin di partai ketiga. Anthony beberapa kali mampu mengatur permainan Momota, bahkan sampai membuat tunggal putra nomor satu dunia itu jatuh-bangun. Namun, masih banyak kesalahan-kesalahan sendiri dari Anthony yang membuat angka untuk Momota terus bertambah.
“Di game kedua saat poin-poin kritis, saya merasa dia lebih inisiatif untuk menyerang. Sebelum di poin kritis, dia banyak main reli dan ngasih saya kesempatan untuk menyerang. Di game kedua, saat poin 18-18 dia dapat lucky ball, sama-sama tegang pasti. Agak nyesal sih, sebenarnya masih bisa,” ujarnya.
“Pasti menyesal, dapat kesempatan smash, bola-bola yang nggak mati sendiri, harusnya masuk dulu. Di situ saja sih, harus belajar lagi. Waktu awal game pertama, langsung menyerang terus, sampai ketinggalan 5-0. Di situ saya mikir, jangan langsung menyerang, harus adu reli dulu, kalau ada kesempatan untuk menyerang, baru serang,” beber Anthony.
Pertarungan kedua pemain ini memang selalu menarik untuk disimak. Anthony juga mengaku tidak terlalu memikirkan tekanan dalam turnamen beregu ini, karena dukungan dari para pemain tim Indonesia membuatnya lebih menikmati permainan.
“Tegang pasti ada, tapi pressure sih tidak. Pertandingan ini kan sudah menentukan, kalau kalah langsung gugur. Siapa yang diturunkan hari ini, pasti maunya menyumbang angka. Saya mencoba untuk enjoy saja, kalau main beregu lebih enjoy, kalau lihat ke belakang ada teman-teman yang bersorak, teriak-teriak, jadi nggak mau mengecewakan dan menyia-nyiakan kesempatan yang PBSI kasih ke saya, dipercaya turun hari ini,” tutupnya.