Pasangan Inggris Sebut Praveen/Melati Jadi Lawan Terberat di Seri Asia

Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (Indonesia) bersiap menghadang serangan.
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (Indonesia) bersiap menghadang serangan.
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Gelaran seri Asia 2020 tinggal menghitung hari. Sejumlah pebulutangkis elite dunia semakin mantap memersiapkan diri jelang tiga turnamen tersebut. Tak terkecuali bagi ganda campuran asal Inggris, Marcus Ellis/Lauren Smith. Meski yakin bakal memperlihatkan permainan terbaiknya, namun Ellis/Smith mengakui bahwa pasangan Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti akan menjadi lawan terberat di seri Asia 2020 ini.

“Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti, yang telah kami lawan beberapa kali, sangat tangguh. Jordan, ketika dia muncul, sulit dikalahkan. Setiap pasangan akan sulit, karena kami tidak tahu apa yang akan mereka bawa,” kata Lauren Smith dilansir Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) dalam situs resminya, bwfbadminton.com.

Datang sebagai unggulan ketujuh di ajang Yonex Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000, Ellis/Smith punya peluang berjumpa Praveen/Melati. Bila berjalan lancar, kedua pasangan ini bakal bentrok di babak perempat final. Dalam dua pertemuan sebelumnya, Ellis/Smith tercatat belum pernah menang dari Praveen/Melati. Terakhir, di ajang All England 2020 BWF World Tour Super 1000, Maret tahun lalu, mereka kalah 15-21, 23-21 dan 11-21 dari Praveen/Melati.

Tapi sebelum bertemu Praveen/Melati, ganda campuran nomor sembilan dunia itu harus melewati wakil Jerman Jones Ralfy Jansen/Kilasu Ostermeyer pada laga pembuka Yonex Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000 nanti.

Jika dibandingkan dengan Praveen/Melati, Ellis/Smith sudah lebih dulu kembali ke atmosfer kompetisi internasional. Ellis/Smith sempat turun di kejuaraan Denmark Open 2020 BWF World Tour Super 750, pertengahan Oktober lalu. Sayangnya, mereka harus puas finis sebagai semifinalis setelah tumbang 18-21 dan 18-21 dari tangan ganda campuran Jerman, Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich yang saat itu keluar sebagai juara.

“Ada begitu banyak hal yang Anda lakukan dalam pelatihan, tetapi jauh lebih sulit untuk melatih sisi mental. Saya ingin mengikuti turnamen ini karena mengetahui bahwa saya telah meningkat dari pekan sebelumnya,” tutur Smith.