Pencapaian hampir serupa pernah diraih An pada pengujung 2021, kala berlaga di Indonesia Badminton Festival di Nusa Dua, Bali. Ia mencetak hat-trick di Pulau Dewata dengan menjuarai Indonesia Masters, Indonesia Open, dan BWF World Tour Finals.
Pada turnamen pembuka tahun, An kalah di partai puncak Malaysia Open 2023. Namun, pada usia 21 tahun, ia berhasil membuktikan dirinya sebagai salah satu atlet bulu tangkis top di kancah pertarungan tunggal putri dunia, dengan naik ke podium teratas pada dua turnamen berikutnya.
Dalam tayangan anyar "Badminton Weekly" garapan BWF TV di situs YouTube, legenda bulu tangkis Denmark Peter Gade memuji pencapaian An. "Ia memiliki kualitas bintang. Ketika ia memasuki arena pertandingan, tampak dengan jelas jika ia terlahir untuk ini," katanya.
"Pergerakannya di lapangan, fokusnya, semangatnya untuk bertanding, dapat terlihat jelas bahwa An sangat mencintai permainan ini," Gade, menambahkan.
Lebih lanjut Gade menilai, pada awal tahun ini, An sudah teruji pada tiga laga final secara beruntun. An mampu mengontrol emosi dan performanya, meski harus menderita satu kekalahan di partai final. "Taktik level atas yang terus-menerus diterapkan di setiap pertandingan dan teknik berkelas yang ditunjukkan An adalah suatu hal yang belum pernah saya lihat sebelumnya," ungkap Gade.
"Dengan performa demikian, An akan menjadi panutan bagi banyak pemain," tambahnya.
BWF mencatat, Li Xue Rui menyapu bersih gelar juara pada 2012 delapan titel, termasuk Olimpiade, All England, Asian Championships, dan Superseries Finals. Sejak itu, dominasi satu pemain pun sirna. Pertarungan untuk menjadi yang terbaik pada nomor tunggal putri menjadi milik banyak pemain. Seperti Carolina Marín yang mencapai tahun terbaiknya pada 2015 atau Tai Tzu Ying (2017 dan 2018).
Dalam tiga tahun terakhir, ada beberapa pemain yang cukup membuat An kewalahan, yakni Akane Yamaguchi, He Bing Jiao, dan Chen Yu Fei. Chen unggul 7-0 dalam head-to-head hingga Malaysia Masters 2022. Hanya He Bing Jiao yang belum berhasil menundukkan An dalam empat pertemuan terakhir. Belakangan, panggung utama tunggal putri dunia menjadi miliki An dan Yamaguchi.
An telah memulai kompetisi pada tahun ini dengan baik. Namun, apakah An dapat konsisten mempertahankan performa sepanjang tahun yang baru memasuki bulan kedua ini? Apakah An dapat melampaui prestasi senior-seniornya, seperti Tai Tzu Ying, Carolina Marín, atau Pusarla V Sindhu? Belum lagi tiga rival An asal China, Chen Yu Fei dan Wang Zhi Yi, juga terus membayangi.
"Masih banyak pemain-pemain senior, seperti Carolina, Ratchanok, Sindhu, atau Tai. Saya yakin, publik belum akan menyaksikan penampilan terakhir dari pemain-pemain hebat ini," demikian Gade.