Fajar/Rian harus lebih dulu kehilangan game pertama. Bahkan di game kedua dan ketiga, pertandingan pun masih berlangsung begitu ketat dan sengit. “Pertandingan tadi dramatis sekali, di game pertama kita belum menemukan pola main. Di game kedua kita mencoba bangkit, coba enakin mainnya. Di game ketiga kita leading, terkejar, sedikit blank tapi alhamdulillah bisa,” kata Fajar Alfian selepas pertandingan.
Lebih lanjut Fajar menjelaskan bila ketenangan permainan depannya menjadi kunci keberhasilan pada pertandingan kali ini. “Saat poin kritis, kita yakin di permainan depan, kunci di poin kritis adalah siapa yang bisa megang permainan depan. Kita banyak belajar dan diskusi sama pelatih,” tuturnya.
Peraih medali perak Asian Games 2018 ini juga mengatakan jika Ou/Ren merupakan salah satu pasangan ganda putra Tiongkok yang memiliki kecepatan yang baik. Bahkan, Ou/Ren dinilai mempunyai permainan no lob yang tidak mudah untuk dihadapi. “Kalau ketemu mereka lagi, kita harus siap dengan pola cepat. Mereka mainnya speed and power banget, jarang banget main defense, no lob nya bagus banget, kita harus siap dari awal,” ungkap Fajar.
Sementara itu, hal senada juga diungkapkan Muhammad Rian Ardianto. Menurut Rian, Ou/Ren berhasil memberikan tekanan yang cukup membuatnya kerepotan pada pertandingan kali ini. “Pemain Tiongkok terkenal dengan permainan kencang. Di awal pertandingan kita tertekan terus, dan belum bisa keluar dari tekanan,” kata Rian.
Lolos ke perempat final All England 2019 BWF World Tour Super 1000, Fajar/Rian akan ditantang pasangan asal Malaysia, Goh V Shem/Tan Wee Kiong yang juga lolos ke babak delapan besar usai mengalahkan unggulan empat asal Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dengan skor 21-18 dan 21-19. “Kita harus waspada, mereka adalah peraih medali perak olimpiade Rio de Janeiro 2016. Mereka punya banyak pengalaman,” tandasnya.