Dengan hasil ini, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti mengakui adanya peningkatan dari sisi kualitas yang diperlihatkan pebulutangkis muda Indonesia. Namun, Susy menilai ada beberapa faktor yang masih perlu dibenahi dan ditambahkan, melihat persaingan bulutangkis di level dunia semakin ketat serta merata.
“Secara keseluruhan dan khususnya untuk pemain muda, saya melihat ada progres. Kalau tahun lalu yang lolos ke semifinal ada satu, sekarang bisa tiga. Padahal kans ke final bisa tiga wakil, tapi balik lagi ke pengalaman dan ketenangan, yang bisa menentukan si atlet itu bisa tampil sampai akhir. Apalagi di turnamen bergengsi seperti ini,” kata Susy.
Sementara itu, Susy berharap kepada pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto untuk bisa lebih konsisten lagi di penampilan berikutnya. Meski secara teknik dan permainan Fajar/Rian sudah menunjukkan kelas serta kualitasnya, namun peraih medali perak Asian Games 2018 ini dinilai masih belum menguasai faktor-faktor non-teknisnya.
“Fajar/Rian saya harap lebih konsisten saja. Mereka tinggal butuh ketenangan, kematangan dan jam terbang yang lebih. Karena masih muda, seringkali mereka agak sedikit goyang. Harus lebih berani. Yang kurang sedikit dari mereka itu keberanian di lapangan, cueknya mereka dan tenangnya mereka. Secara pukulan dan permainan, sebetulnya sudah mulai bagus, sudah mulai naik, tapi harus lengkapi di non-teknisnya. Dari servis, poin-poin kritis, ada beberapa hal yang harus dibenahi,” jelasnya.
Di sisi lain, Susy juga mengucapkan banyak terima kasih kepada para supporter bulutangkis Indonesia yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan di Birmingham Arena.
“Kita mengucapkan terima kasih sekali atas dukungan supporter dan KBRI di Inggris yang setiap tahun selalu membantu kita, mengerahkan supporter, memberikan semangat terus. Walau tadi game pertama kalah, tapi disemangati terus, itu yang sangat membantu, jadi pemain merasa tidak sendiri di lapangan. Merasa ada support dari masyarakat Indonesia,” tutupnya.